Apa
itu Rasio?
Rasio adalah angka yang
menunjukkan hubungan secara matematis antara suatu jumlah dan jumlah yang lain.
Berdasarkan hubungan antara kedua hal tersebut, kita dapat menganalisa suatu
kondisi keuangan. Misalnya, jika kita ingin mengetahui berapa keuntungan penjualan
dalam satu periode, kita dapat membagi laba (sebagai pembilang) dengan total
penjualan dalam satu periode (sebagai penyebut).
Sebagai contoh, keuntungan yang kita peroleh adalah
Rp5.000.000 dengan total penjualan sebesar Rp10.000.000, maka persentasenya adalah
sebesar 50%.
Pengertian rasio dalam ilmu akuntansi berkaitan
dengan keuangan yaitu membandingkan angka pada laporan keuangan untuk menilai
keadaan keuangan perusahaan. Rasio dapat diketahui lewat laporan neraca (posisi
keuangan) maupun laporan laba rugi perusahaan. Untuk mengetahui rasio keuangan
perusahaan, teknik yang digunakan dikenal sebagai metode analisis rasio
keuangan.
Jenis-jenis Rasio
·
Rasio
Likuiditas
Rasio
ini berguna untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka
pendek perusahaan. Rasio ini pada prinsipnya membandingkan aktiva lancar
dengan hutang lancar. Jika jumlah aktiva lancar lebih besar daripada hutang
lancar, maka makin lancar usaha dan pembayaran utang perusahaan.
·
Rasio
Solvabilitas (Leverage Keuangan)
Rasio
solvabilitas berfungsi untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan yang
dibiayai oleh utang. Rasio ini juga mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajibannya untuk jangka pendek ataupun jangka panjang.
·
Rasio
Profitabilitas
Rasio
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, dsb.
·
Rasio
Aktivitas
Rasio
aktivitas berguna untuk mengukur efektivitas efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan harta yang dimiliki atau perputaran dari aktiva-aktiva tersebut.
Contoh rasio aktivitas adalah rasio perputaran piutang dan rasio perputaran
aktiva.
·
Rasio
Pasar
Rasio
pasar menunjukkan perkembangan nilai perusahaan secara relatif pada nilai buku
perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur nilai saham dan lazim digunakan
di pasar modal.
Manfaat
Rasio Keuangan
Dengan mempelajari rasio dan
analisis rasio keuangan, Anda dapat memperoleh berbagai manfaat yang tentunya
baik untuk perkembangan perusahaan, contohnya saja sebagai berikut:
1. Mempermudah evaluasi keuangan.
2. Membuat laporan keuangan yang rumit
dan rinci menjadi lebih sederhana serta mudah dipahami.
3. Mengidentifikasi kelebihan dan
kelemahan keuangan perusahaan.
4. Membantu mengawasi sekaligus
memantau perkembangan usaha yang dilakukan perusahaan dalam beberapa waktu
tertentu.
5. Memberikan gambaran tentang sejarah
perusahan dan penilaian perusahaan terhadap suatu keadaan tertentu.
6. Memberikan gambaran kepada kreditor
atau investor mengenai posisi keuangan perusahaan dari satu periode ke periode
lainnya guna membantu investor menentukan investasi yang paling baik.
7. Membantu menentukan besar pajak yang
dibebankan kepada pemerintah oleh perusahaan atau menentukan tingkat kewajaran
keuntungan yang dimiliki suatu industri.
8. Membantu untuk membuat ertimbangan,
keputusan, maupun prediksi untuk langkah kedepannya berdasarkan pencapaian
perusahaan dan prospek yang ingin dituju selanjutnya.
Rumus Rasio
Masing - masing jenis rasio di atas memiliki rumus yang
berbeda-beda dalam cara penghitungannya yang nantinya berguna untuk memudahkan
analisis keuangan dan pengambilan keputusan keuangan.
Rasio Hutang Jangka
Pendek (Rasio Likuiditas)
Rasi
ini terbagi ke dalam 3 jenis rumus yang berbeda yaitu rasio lancar, rasio
cepat, dan rasio kas.
1.
Rasio Lancar
Cara
menghitung rasio ini dilakukan dengan membagi Aktiva Lancar dengan Hutang
Lancar. Rumus ini dapat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan membayar
kewajiban lancar dalam jangka waktu yang pendek. Perusahaan yang baik adalah
perusahaan dengan rasio lancar yang tidak rendah namun juga tidak terlalu
tinggi.
Rasio Lancar= (Aktiva Lancar : Hutang
Lancar) x 100%
2.
Rasio Cepat
Perhitungan
rasio cepat dilakukan dengan mengurangi Persediaan dari Aktiva Lancar dan
kemudian hasilnya dibagi dengan Hutang Lancar. Rasio ini digunakan untuk
melihat apakah struktur keuangan yang dimiliki perusahaan sehat atau tidak.
Rasio ini menganalisa bagaimana kemampuan perusahaan membayar total
kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan cara yang lebih
cepat karena tidak memasukan nilai Persediaan.
Rasio Cepat= ((Aktiva Lancar -
Persediaan) : Hutang Lancar) x 100%
3.
Rasio Kas
Rasio
kas dihitung dengan menambahkan Kas dengan Aktiva yang setara kas kemudian
membagi hasilnya dengan Hutang Lancar. Aktiva setara kas sendiri merupakan
jenis aktiva yang paling cepat untuk diuangkan.
Rasio Kas= ((Kas + Aktiva setara kas) :
Hutang Lancar) x 100%
Rasio Hutang (Rasio
Solvabilitas)
Rasio
yang berfokus untuk menganalisis kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
hutangnya ini terbagi ke dalam dua pendekatan, yakni:
1.
Rasio Utang (debt ratio)
Cara
menghitung rasio ini adalah dengan membagi Total Utang dengan Total Aktiva.
Rumus rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar total Aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan yang pembiayaannya menggunakan utang. Semakin rendah
nilai persentase yang dihasilkan oleh rumus ini, maka semakin besar keuangan
yang dimiliki perusahaan. Sebaliknya, jika persentase yang dihasilkan tinggi,
tentu semakin besar risiko keuangan yang mungkin dialami oleh pemegang saham
atau kreditor.
Rasio Utang= (Total Utang : Total
Aktiva) x 100%
2.
Rasio Hutang dengan pendekatan modal
Rasio
ini digunakan dengan cara membagi total Hutang dan Modal untuk melihat
persentase rasionya. Jumlah hutang sebaiknya tidak melebihi modal, semakin
kecil rasio ini dihasilkan maka semakin baik dan sehat keuangan yang dimiliki
perusahaan.
Rasio
Laba (Rasio Profitabilitas)
Rasio
laba berguna untuk melihat efektivitas perusahaan dalam mengelola keuangan
dengan menganalisis kemampuan lama atau profitabilitas.
1.
Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Cara
menghitung rasio ini adalah dengan membagi laba bersih dengan nilai penjualan.
Laba bersih yang diukur sebelumnya telah dikurangi bunga dan pajak dari setiap
pendapatan atau penjualan. Semakin tinggi persentase rasio yang dihasilkan maka
semakin besar keuntungan yang didapatkan perusahaan.
Rumus= (Laba Bersih setelah dipotong
pajak : penjualan)
2.
Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rumus
ini digunakan untuk melihat perbandingan antara laba kotor dan penjualan.
Semakin besar hasil rasio yang dihasilkan, maka semakin sehat atau baik keuangan
yang dimiliki perusahaan.
Rumus= (Laba Kotor : Penjualan)
3.
Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Perhitungan
rasio ini dilakukan dengan membagi laba sebelum dikenakan bunga dan pajak
dengan penjualan. Hasil perhitungan tersebut menunjukan laba bersih yang
didapat sebelum pajak maupun bunga dari tiap rupiah penjualan. Rumus ini
digunakan untuk melihat efektivitas penjualan terhadap laba operasional.
Rumus= (Laba sebelum pajak dan bunga :
Penjualan)
4.
Return On Assets (ROA)
ROA
digunakan untuk melihat dan mengukur besarnya aset atau aktiva yang dimiliki
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba dengan cara membagi laba
sebelum pajak dan bunga atau EBIT (Earning Before Interest and Tax) dengan
total aset.
Rumus= (Laba sebelum pajak dan bunga :
Total Aset)
5.
Return On Investment (ROI)
Sementara
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba atau keuntungan terhadap jumlah investasi yang telah
dikeluarkan. Cara menghitungnya adalah dengan membagi laba yang telah dipotong
pajak dengan investasi.
Rumus= (Laba setelah dipotong pajak :
Investasi)
Rasio
Aktivitas
Rasio
Aktivitas terbagi dan dapat dihitung dengan 4 cara pendekatan, yaitu:
1.
Rasio Perputaran Piutang
Rumus
ini dilakukan untuk melihat besarnya Piutang milik perusahan yang tersebar.
Semakin besar perputaran piutang terjadi, maka semakin baik keuangan
perusahaan. Piutang merupakan bagian dari komponen penjualan yang juga dapat
digunakan untuk menambah modal.
Perputaran Piutang= (Penjualan Kredit
atau Total Piutang : Rata - Rata Piutang)
2.
Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Perhitungan
rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan dengan menggunakan Aktiva Tetap. Semakin besar rasio yang dihasilkan,
maka semakin baik keuangan yang dimiliki perusahaan.
Perputaran AKtiva Tetap= (Penjualan :
Aktiva Tetap)
3.
Rasio Perputaran Persediaan
Rumus
rasio ini berfungsi untuk menganalisis likuiditas perusahaan. Semakin tinggi
rasio yang dihasilkan, maka semakin baik pengelolaan persediaannya.
Perputaran Persediaan= (Harga Pokok
Penjualan : Persediaan)
4.
Rasio Perputaran Total Aktiva
Cara
menghitung rumus ini adalah dengan membandingkan Penjualan dengan Total Aktiva
Perusahaan. Total Aktiva sendiri terdiri dari Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap.
Semakin besar rasio yang dihasilkan, maka ini menunjukan semakin baik pula
optimalisasi penjualan perusahaan dengan menggunakan keseluruhan Aktiva.
Perputaran Total Aktiva= (Penjualan :
Total Aktiva)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.