ANALISIS SUMBER DAN
PENGGUNAAN MODAL KERJA
Pengertian dan
Pentingnya Modal Kerja
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk
membiayai operasinya setiap hari, dimana dana yang dikeluarkan tersebut
diharapkan akan kembali masuk dalam waktu yang pendek melalui penjualan. Dengan
demikian dana tersebut terus berputar setiap periode selama hidupnya
perusahaan. (Bambang Riyanto, 2001:57). Menurut Agnes Sawir
(2005:129) modal kerja diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia
untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.
Horn and Wachowicz, (1997:214) melihat modal
kerja dari dua sisi yaitu modal kerja kotor (gross working capital) dan
modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja kotor yaitu
keseluruhan aktiva lancar, sedangkan modal kerja bersih adalah keseluruhan
aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, atau kelebihan aktiva lancar atas
hutang lancar.
Pengertian modal kerja kotor adalah pengertian menurut
konsep kuantitatif, sedangkan pengertian modal kerja bersih adalah pengertian
menurut konsep kualitatif. Namun jika dikaitkan dangan fungsi modal kerja
itu sendiri dalam memperoleh keuntungan atau laba (income), maka
sebetulnya ada pengertian yang lain, yaitu modal kerja fungsional (pengertian
menurut konsep fungsional). Secara konseptual modal kerja fungsional adalah
seluruh dana yang digunakan untuk menghasilkan laba. Dengan demikian maka
pemahaman tentang pengertian modal kerja harus dilihat dari konsep modal kerja
itu sendiri yang terdiri dari konsep kuantitatif, konsep kualitatif dan konsep
fungsional.
Konsep-konsep modal kerja dikemukakan oleh Munawir
(2002:144-166), pengertian modal kerja dapat dikemukakan dalam tiga konsep,
yaitu :
- Konsep
kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kwantum (jumlah)
dana yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai
operasi yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk
tujuan operasi jangka pendek. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan
dari jumlah aktiva lancar atau disebut modal kerja bruto (gross working
capital).
2.
Konsep kualitatif
Pada konsep ini pengertian modal kerja juga
dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar. Menurut konsep ini sebagian
dari aktiva lancar harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang
harus segera dipenuhi, dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan
untuk membiayai operasi perusahaan tetapi untuk menjaga likuiditasnya. Dengan
demikian modal kerja adalah : kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar
yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya. Modal kerja dalam pengertian ini disebut modal kerja bersih (net
working capital).
3.
Konsep fungsional
Konsep ini menitikberatkan fungsi dari dana yang
dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok
perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan
seluruhnya akan digunakan untuk menghasikan laba yang sesuai dengan usaha pokok
perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode
ini (current income), karena ada sebagian yang digunakan untuk
memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Sebuah perusahaan yang hendak beroperasi secara
berkesinambungan harus mengatur modal kerjanya, baik secara secara kualitatif
maupun kuantitatif sehingga tersedia dalam jumlah yang cukup dalam arti mampu
membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Manfaat tersedianya modal kerja yang
cukup dikemukakan oleh Djarwanto Ps (2001:87), yaitu:
- Melindungi
perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar.
- Memungkinkan
perusahaan untuk melunasi kewajban-kewajiban jangka pendek tepat pada
waktunya.
- Memungkinkan
perusahaan melakukan pembelian secara tunai dan mendapatkan potongan
harga.
- Menjamin
perusahaan memiliki credit standing dan mengatasi peristiwa yang
tidak terduga, seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya.
- Memungkinkan
perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani
permintaan konsumen.
- Memungkinkan
perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada
pelanggan.
- Memungkinkan
perusahaan untuk dapat beroperasi lebih efisien.
- Memungkinkan
perusahan untuk mampu bertahan dalam periode resesi dan depresi.
Pengelolaan modal kerja menjadi sangat penting karena
beberapa alasan, yaitu :
1. Survey menunjukkan bahwa hampir seluruh manajer
keuangan mencurahkan sebagian besar waktunya untuk operasi internal sehari-hari
dan hal ini merupakan bagian dari pengelolaan modal kerja.
2. Aktiva lancar merupakan bagian yang cukup besar
dari total aktiva, yang selalu berfluktuasi dengan penjualan dan penjualan
berubah terus-menerus sehingga perlu dipantau secara cermat untuk mengatasi
perubahan, agar dapat dipastikan aktiva yang ada cukup untuk memenuhi target
penjualan dan produksi.
3. Pengelolaan modal kerja penting bagi perusahaan
yang memang tidak bisa menghindari investasi dalam bentuk kas, piutang, dan
persediaan.
- Pertumbuhan
penjualan mempunyai kaitan erat dan langsung dengan investasi dalam bentuk
aktiva lancar.
Mencermati uraian di atas maka sudah tentu pemahaman
tentang modal kerja itu sendiri tidak dapat dilihat dari satu fungsi saja,
tetapi secara keseluruhan. Secara kuantitatif modal kerja sangat dibutuhkan
selama perusahaan masih beroperasi, secara kualitatif modal kerja dapat
digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek (hutang lancar), dan dari sisi fungsional dapat membantu pimpinan
perusahaan untuk menyusun perencanaan menghadapi waktu yang akan datang dengan
lebih baik. Dengan demikian setiap pimpinan perusahaan merasa penting mengelola
modal kerjanya secara efisien demi mencapai laba dan kelangsungan hidup
perusahaan.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Untuk dapat menentukan jumlah modal kerja yang cukup
(tidak berlebihan maupun kekurangan bagi operasi perusahaan) maka pimpinan
perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal
kerja itu sendiri. Menurut Munawir (2002:188) faktor-faktor tersebut
antara lain :
- Sifat
atau tipe dari perusahaan.
- Waktu
yang dibutuhkan untuk memprodusir atau memperoleh barang yang akan dijual
serta harga persatuan dari barang tersebut.
- Syarat
pembelian bahan atau barang dagangan.
- Syarat
penjualan.
- Tingkat
perputaran persediaan.
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja menurut Bambang
Riyanto (2001:64) adalah:
- Periode
perputaran atau periode terikatnya modal kerja.
- Pengeluaran
kas rata-rata setiap hari.
Sedangkan menurut Djarwanto Ps (2001:89-90),
faktor-faktor tersebut adalah :
- Sifat
umum atau tipe perusahaan.
- Waktu
yang diperlukan untuk memprodusir atau mendapatkan barang dan ongkos
produksi per unit/ harga beli perunit barang itu.
- Syarat
pembelian dan penjualan.
- Tingkat
perputaran persediaan.
- Tingkat
perputaran piutang.
- Pengaruh
konjungtur.
- Derajat
resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek.
- Pengaruh
musim.
- Credit
rating dari perusahaan.
Pengaruh Kelebihan dan
Kekurangan Modal Kerja
Modal kerja yang berlebihan atau sebaliknya kekurangan
modal kerja merupakan keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Djarwanto
Ps (2001:87) mengemukakan lima faktor yang menimbulkan kelebihan modal
kerja, yaitu :
- Pengeluaran
saham dan obligasi melebihi jumlah yang diperlukan.
- Penjualan
aktiva tetap tanpa diikuti dengan penempatan kembali.
- Pendapatan
yang diperoleh tidak digunakan untuk membayar dividen, membeli aktiva
tetap atau maksud lain.
- Konversi
operating assets menjadi modal kerja melalui proses penyusutan
tanpa diikuti dengan penempatan kembali.
- Akumulasi
dana sementara menunggu investasi, ekspansi, dan lainnya.
Sedangkan sebab-sebab
yang menimbulkan kekurangan modal kerja yaitu:
- Adanya
kerugian usaha, yang disebabkan oleh:
a.
Volume penjualan yang
tidak efisien dibandingkan dengan harga pokok penjualan.
b.
Tekanan terhadap harga
jual akibat ketatnya persaingan tanpa diikuti penurunan harga pokok penjualan
dan biaya usaha.
c.
Banyaknya kerugian
karena adanya piutang yang tidak tertagih.
d.
Kenaikan biaya tanpa
diikuti dengan kenaikan penjualan/ penghasilan.
e.
Biaya naik sementara
penjualan malah menurun.
- Adanya
kerugian insidentik, seperti turunnya harga pasar persediaan barang,
pencurian, kebakaran, dan lainnya.
- Kegagalan
mendapatkan kembali tambahan modal pada waktu mengadakan perluasan usaha/
ekspansi, seperti perluasan daerah penjualan, penjualan produk baru, dan
sebagainya.
- Menggunakan
modal kerja untuk aktiva lancar dalam rangka membeli aktiva tetap baru,
membeli saham dari perusahaan lain (investasi jangka panjang).
- Kebijakan
pembayaran dividen yang tidak tepat.
- Kenaikan
tingkat harga.
- Pelunasan
hutang yang telah jatuh tempo.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:352)
kenaikan modal kerja disebabkan karena sumber-sumbernya lebih besar daripada
penggunaannya (sources > uses) dan sebaliknya penggunaan lebih
besar dari sumbernya akan memperkecil atau menyebabkan kekurangan modal kerja.
Adapun sumber-sumber modal kerja yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
- Berkurangnya
aktiva tetap.
- Bertambahnya
hutang jangka panjang.
- Bertambahnya
modal.
- Adanya
keuntungan dari operasi perusahaan.
Sedangkan penggunaan
modal kerja adalah:
- Bertambahnya
aktiva tetap.
- Berkurangnya
utang jangka panjang.
- Berkurangnya
modal.
- Pembayaran
cash dividend.
- Adanya
kerugian dalam operasi perusahaan.
Adanya kelebihan modal kerja manandakan tidak efisien
perusahaan dalam mengelola usahanya, keadaan ini tidak menguntungkan bagi
perusahaan antara lain karena : dana digunakan tidak secara produktif, dana menganggur,
penanaman investasi pada proyek-proyek yang tidak diinginkan/ tidak
menguntungkan, atau membeli fasilitas dan perlengkapan yang tidak perlu,
semuanya merupakan operasi perusahaan yang tidak efisien. Menurut Agnes
Sawir (2005:137) modal kerja berlebihan menunjukkan adanya pengelolaan dana
yang tidak efektif akan menimbulkan keburukan-keburukan seperti :
pemborosan-pemborosan, investasi-investasi pada cabang yang tidak diinginkan.
Sedangkan kekurangan modal kerja merupakan sebab utama
kegagalan perusahaan, kekurangan modal kerja dapat menyebabkan terhambatnya
bahkan terhentinya operasional perusahaan yang akan mengakibatkan kerugian.
Oleh karena itu peranan manajer keuangan tidak hanya sebatas menentukan jumlah
dana yang diperlukan dan cara memperolehnya dengan biaya yang minimum, tetapi
juga memperhatikan masalah pengalokasian dan efisiensi penggunaan modal
kerja, agar diperoleh keseimbangan antara sumber dana yang tersedia dengan
penggunaan modal kerja yang efisien untuk meningkatkan kemampuan menghasilkan
laba (profitabilitas) dan menjamin kontinyutas usaha.
Analisa Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja
Adanya kelebihan atau kekurangan modal kerja akan
terdeteksi dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja. Melalui analisa
sumber dan penggunaan modal kerja dapat diketahui bagaimana kebutuhan modal
kerja dipenuhi dan bagaimana penggunaannya. Dengan demikian dari laporan
tersebut perusahaan akan mendapatkan ringkasan tentang sumber dan penggunaan
modal kerja, serta perubahan unsur-unsur modal kerja selama periode yang
bersangkutan, sehingga sangat berguna dalam rangka pengawasan terhadap modal
kerja agar sumber-sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif dan efisien
di masa mendatang.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan sumber dan
penggunaan modal kerja menurut Bambang Riyanto (2001:355) adalah sebagai
berikut :
- Menyusun
laporan perubahan modal kerja, laporan ini menggambarkan perubahan dari
masing-masing unsur modal kerja atau current accont antara dua
titik waktu. Dengan laporan tersebut dapat diketahui adanya kenaikan atau
penurunan modal kerja beserta besarnya perubahan modal kerja.
- Mengelompokkan
perubahan-perubahan dari unsur non-current accounts antara dua
titik waktu tersebut ke dalam golongan yang mempunyai efek memperbesar
modal kerja dan golongan yang mempunyai efek memperkecil modal kerja.
- Mengelompokkan
unsur-unsur dalam laporan laba ditahan ke dalam golongan yang perubahannya
mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang perubahannya
mempunyai efek memperkecil modal kerja.
Berdasarkan informasi
tersebut di atas dapat disusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja.
Hal yang sama dikemukakan oleh Sutrisno (2003:277) langkah-langkah
untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah :
- Menyusun
laporan perubahan modal kerja dari dua titik waktu, dan digunakan untuk
mengetahui berapa besar perubahan modal kerja.
- Mengelompokkan
elemen-elemen neraca dan laporan rugi-laba yang memperbesar dan
memperkecil modal kerja.
- Menyusun
laporan sumber dan penggunaan dana dengan mengkonsolidasikan
perubahan-perubahan yang ada.
Berikut ini akan
ditampilkan contoh Analisis sumber dan penggunaan modal kerja PT. CORONA untuk
periode tahun 2018 – 2020
PT CORONA
NERACA PERBANDINGAN PER 31 DESEMBER 2018 - 31 DESEMBER 2020
No. |
Pos-pos |
Jumlah 2018 (Rp) |
Jumlah 2019 (Rp) |
Jumlah 2020 (Rp) |
A. 1 2 3 4 5 |
Aktiva Lancar: Kas Bank Antar koperasi aktiva Pinjaman yang
diberikan Penyisihan penghapusan
piutang -/- |
20.000.000,00 5.000.000,00 - 1.417.850.000,00 - |
50.000.000,00 10.000.000,00 - 1.607.225.000,00 - |
60.000.000,00 14.000.000,00 - 1.875.000.000,00 - |
Jumlah aktiva lancar |
1.442.850.000,00 |
1.667.225.000,00 |
1.949.000.000,00 |
|
B. |
Aktiva tetap dan
inventaris Akumulasi penyusutan
-/- |
127.750.000,00 (5.645.500,00) |
170.735.000,00 (6.962.000,00) |
220.421.000,00 (9.289.000,00) |
Jumlah aktiva tetap |
122.104.500,00 |
163.773.000,00 |
211.132.000,00 |
|
C. |
Rupa-rupa aktiva |
- |
- |
- |
D. |
Total aktiva |
1.564.954.500,00 |
1.830.998.000,00 |
2.160.132.000,00 |
|
||||
No. |
Pos-pos |
Jumlah 2018 (Rp) |
Jumlah 2019 (Rp) |
Jumlah 2020 (Rp) |
E. 1 2 3 4 5 6 |
Kewajiban lancer Kewajiban segera
dibayar Tabungan Simpanan berjangka Simpanan sukarela Antar koperasi pasiva Dana BBM |
- - 20.121.500,00 - - 50.000.000,00 |
- - 27.918.500,00 - - - |
- - 45.715.500,00 - - 60.000.000,00 |
Jumlah kewajiban
lancar |
70.121.500,00 |
27.918.500,00 |
105.715.500,00 |
|
F. 7 8 |
Kewajiban jangka
panjang: Pinjaman PT.PNM Rupa-rupa pasiva |
- 1.253.360.500,00 |
100.000.000,00 1.223.325.750,00 |
100.000.000,00 1.364.377.750,00 |
G. |
Total kewajiban |
1.323.482.000,00 |
1.351.244.250,00 |
1.570.093.250,00 |
H. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 |
Modal: Simpanan pokok Simpanan wajib Sumbangan hibah Lain-lain Cadangan: Cadangan umum Cadangan khusus Cadangan resiko Laba/ (Rugi): Tahun yang lalu
(ditahan) Tahun berjalan |
1.500.000,00 2.000.000,00 25.000.000,00 - - - 5.700.000,00 - 207.272.500,00 |
2.300.000,00 2.000.000,00 25.000.000,00 - - - 5.700.000,00 207.272.500,00 237.481.250,00 |
4.080.000,00 6.300.000,00 27.500.000,00 - - - 9.000.000,00 237.481.250,00 305.677.500,00 |
I. |
Kekayaan bersih |
241.472.500,00 |
479.753.750,00 |
590.038.750,00 |
J. |
Total hutang dan modal |
1.564.954.500,00 |
1.830.998.000,00 |
2.160.132.000,00 |
Tabel
1
PT.
CORONA
Worksheet
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Periode
31 Desember 2018 – 2019
URAIAN |
NERACA |
PERUBAHAN |
DANA |
MODAL KERJA |
||||
2018 |
2019 |
D |
K |
SUMBER |
PENGGUNAAN |
NAIK |
TURUN |
|
Kas Bank Antar Koperasi Aktiva Pinjaman Diberikan Penyisihan penghapusan
(-) |
20.000.000 5.000.000 - 1.417.850.000 - |
50.000.000 10.000.000 - 1.607.225.000 - |
30.000.000 5.000.000 189.375.000 |
30.000.000 5.000.000 189.375.000 |
||||
Jumlah Aktiva lancer |
1.442.850.000 |
1.667.225.000 |
||||||
Aktiva tetap dan
Inventaris Penyusutan (-) |
127.750.000 (5.645.500) |
170.735.000 (6.962.000) |
42.985.000 |
1.316.500 |
1.316.500 |
42.985.000 |
||
Jumlah Aktiva tetap |
122.104.500 |
163.773.000 |
||||||
Rupa-Rupa Aktiva |
- |
- |
||||||
Total Aktiva |
1.564.954.500 |
1.830.998.000 |
||||||
Kewajiban Segera
Dibayar Tabungan S. Berjangka S. Sukarela Antar kopersi Pasiva Dana BBM |
- - 20.121.500 - - 50.000.000 |
- - 27.918.500 - - - |
50.000.000 |
7.797.000
|
50.000.000 |
7.797.000
|
||
Jumlah Kewajiban
Lancar |
70.121.500 |
27.918.500 |
||||||
Pinjaman PT.PNM Rupa-Rupa Pasiva |
- 1.253.360.500 |
100.000.000 1.223.325.750 |
30.034.750 |
100.000.000 |
100.000.000 |
30.034.750 |
||
Total Kewajiban |
1.323.482.000 |
1.351.244.250 |
||||||
S. Pokok S. Wajib Hibah Lain-Lain Cadangan Umum Cadangan Khusus Cadangan Resiko Laba Tahun Lalu (yang
ditahan) Laba Tahun berjalan |
1.500.000 2.000.000 25.000.000 - - - 5.700.000 - 207.272.500 |
2.300.000 2.000.000 25.000.000 - - - 5.700.000 207.272.500 237.481.250 |
800.000
207.272.500 30.208.750 |
800.000
207.272.500 30.208.750 |
||||
Kekayaan Bersih |
241.472.500 |
479.753.750 |
||||||
Total Pasiva |
1.564.954.500 |
1.830.998.000 |
347.394.750 |
347.394.750 |
339.597.750 |
73.019.750 |
274.375.000 |
7.797.000 |
Kelebihan/ Kenaikan Modal Kerja |
266.578.000 |
266.578.000 |
||||||
Jumlah |
339.597.750 |
339.597.750 |
274.375.000 |
274.375.000 |
Pada tabel di atas, dapat dilihat terjadi kenaikan
total aktiva PT. CORONA dari sebesar Rp.1.564.954.500,- di tahun 2018 menjadi
Rp.1.830.998.000,- pada tahun 2019. Pos yang mengalami kenaikan pada
aktiva lancar adalah kas sebesar Rp.30.000.000,- , bank sebesar Rp.5.000.000,-
dan pinjaman diberikan sebesar Rp.189.375.000,-. Pos aktiva tetap dan
inventaris meningkat sebesar Rp.42.985.000,- dan juga akumulasi penyusutannya
mengalami kenaikan sebesar Rp.1.316.500,-. Pada sisi pasiva pos-pos yang
mengalami kenaikan yaitu : simpanan berjangka sebesar Rp.7.797.000,- , pinjaman
PT.PNM sebesar Rp.100.000.000,- dan juga unsur-unsur kekayaan/ modal mengalami
kenaikan yaitu simpanan pokok sebesar Rp.800.000,- , laba tahun lalu (saldo
yang ditahan) sebesar Rp.207.272.500,- , dan laba tahun berjalan sebesar
Rp.30.000.000,-. Sedangkan dana BBM dan rupa-rupa pasiva mengalami penurunan
masing-masing Rp.50.000.000,- dan Rp.30.034.750,-.
Setelah
memahami uraian di atas yang mengacu pada tabel yang telah dibuat,
maka dapatlah disusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja PT. CORONA
untuk periode tahun 2019, sehingga dapat diketahui dari mana sumber modal kerja
itu dan bagaimana penggunaannya, serta apakah terjadi kelebihan atau kekurangan
. modal modal kerja pada periode tersebut
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.