Penerapan Alat Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) Mempengaruhi Kehadiran Karyawan Dengan Motivasi Kerja
Sebagai Variabel Intervening
Disusun oleh
Nama : Usnida
zakiyah amalina
Npm : 12162201190052
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
MALUKU
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1. Latar
Belakang.....................................................................................................
1.2. Masalah
Penelitian..............................................................................................
1.3. Perumusan
Masalah............................................................................................
1.4. Tujuan
Kegiatan..................................................................................................
1.5. Manfaat
Penelitian..............................................................................................
BAB II LANDASAN TERITORIS................................................................................
2.1. Deskripsi
Teritoris..............................................................................................
2.2. Penelitian
Terdahulu...........................................................................................
2.2.1.Tabel
Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Sekarang......
2.3. Kajian
Teori Sesuai Variabel Penelitian..........................................................
2.4. Kerangka
Pemikiran............................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................
3.1. Pendekatan
Penelitian........................................................................................
3.2. Lokasi
Penelitian dan Waktu Penelitian..........................................................
3.3. Identifikasi
variabel penelitian.........................................................................
3.4. Devinisi
Konseptual Variabel Penelitian........................................................
3.4.1.Devinisi
oprasional variabel penelitian..........................................
3.5. Subjek
dan Objek Penelitian.............................................................................
3.6. Metode
Pengumpulan Data................................................................................
3.7. Uji
Kredibilitas Penelitian Kualitatif...............................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
belakang
Dalam
era modern ini, terdapat kewajiban untuk menciptakan sumber daya yang efisien
dan efektif untuk mendukung dan sebagai penentu keberhasilan organisasi Sumber
daya manusia (SDM) salah satu aset dan salah satu bagian dari sebuah
organisasi, karena itu sumber daya manusia ini perlu pengelolaan dengan baik
dan benar. Jika dilihat dari sifatnya sumber daya manusia memiliki keunikan
dari pada aset lainnya. Hal itu dikarenakan SDM ini memiliki perasaan, pikiran,
dan perilaku, sehingga jika dikelola dengan baik mampu memberikan kontribusi
bagi kemajuan perusahaan secara aktif, sesuai yang diharapkan
Setiap
organisasi tediri dari orang-orang sebagai sumber daya manusia yang menjadi
aset penting organisasi. Sumber Daya Manusia (SDM) harus dikelola dengan baik
agar memberikan dampak positif perusahaan yang dikenal dengan Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM). MSDM suatu proses untuk memperoleh, melatih, menilai dan mengompensasi
karyawan, dan untuk mengurusi relasi tenaga kerja mereka, kesehatan dan
keselamatan mereka serta hal-hal yang berhubungan dengan keadilan.
Saat
ini banyak berbagai sumber berita elektronik dan artikel dikoran yang gencar membahas
masalah pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Berbagai
perusahaanmenerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) guna menciptakan
lingkungan yang kondusif, dan bertujuan untuk mendukung prosespeningkatan
kinerja karyawan. Hal ini agar tujuan yang diharapkan dapa ttercapai, dengan
berorientasi pada penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.
Faktor
sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah praktek kesehatan dan
keselamata kerja yang baik dalam organisasi. keselamatan kerja merupakan perlindungan
karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan
perkerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek - aspek dari lingkungan kerja
yang dapat menyebabkan kebakaran, bahaya aliran listrik, terpotong, luka memar,
kesleo, patah tulang, kerugian anggota tubuh, pengelihatan, dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko
kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi
periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosiatau
gangguan fisik. Kedua konsep tersebut dikenal dengan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3).
Berbagai
perusahaan menerapkan konsep K3 guna menciptakan lingkungan yang kondusif yang
bertujuan unntuk meningkatkan kinerja karyawan, Praktek kesehatan dan
keselamatan kerja yang baik akan menjamin karyawan dalam aktivitasnya. Jaminan
tersebut membuat karyawan merasa aman dalam segala kegiatan sehingga
meningkatkan motivasi bekerja. Konsep K3 biasanya dikenal dalam satu kesatuan
praktek, namun pada kenyataannya faktor pembentuk dari kesehatan kerja dan
keselamatan kerja memiliki banyak perbedaan, sehingga penting untuk
memperhatikan detail dari praktek kesehatan kerja dan keselamatan kerja.
Praktek K3 yang baik akan mempengaruhi motivasi kerja serta meningkatkan kehadiran
dan kinerja karyawan. Karyawan dengan kondisi sehat secara jasmani dan rohani
akan memiliki semangat kerja yang baik karena merasa nyaman dengan tepat kerja.
Perasaan nyaman dan aman itulah yang membuat mereka mampu mengerjakan tugas
dengan baik sehingga munculah kinerja yang tinggi dari karyawan.
Selain
keselamatan kesehatan kerja, tinggi dan rendahnya kinerja karyawan juga dapat
dipengaruhi oleh lingkungan kerja didalam perusahaan, menunjukan bahwa
lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan akan mempengaruhi tingkat kinerja
karyawan dalam melakukan tugas yang di tugaskan kepada mereka. Hal ini
menunjukan bahwa apapun yang dilakukan karyawan ketika bekerja selalu
berhubungan dengan lingkungan kerja yang dimulai dari metode pekerjaan hingga
alat yang di gunakan. Sama halnya dengan motivasi kerja, motivasi kerja suatu
faktor yang dapat meningkatkan kinerja disamping faktor lainnya.seperti tujuan
yang ingin dicapai,jaminan selama bekerja dalam bentuk keselamatan dan
kesehatan menjadi salah satu motivasi kerja untuk meningkatkan kehadiran dan
kinerja karyawan sebuah perusahaan.
Perlu
kita ketahui pada suatu perusahaan jasa konstruksi dalam pekerjaannya
dihadapkan dengan pekerjaan berat dan kasar atau dapat dikatakan dalam
pengerjaannya yang memiliki risiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja atau
bahkan meninggal dunia baik dirasakan tenaga kerja dan manajemen perusahaan,
Hal ini menandakan masih minimnya perhatian terhadap implementasi keselamatan
dan kesehatan kerja.
Dalam
hal ini perusahaan memang wajib menerapkan Keselamatan dan Kesehatan (K3) agar
terciptanya rasa nyaman dan aman bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
Seperti apa yang telah diatur oleh UU nomor 13 Th 2003 pasal 87 tentang
ketenagakerjaan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Th 2003 pasal 87 tentang
Ketenagakerjaan dijelaskan sebagai berikut
1.
Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
2.
Ketentuan mengenai penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Berdasarkan data
sekunder menunjukan bahwa terdapat jumlah perusahan perusahaan jasa kontruksi
yang tersebar pada 7 asosiai di kota Ambon berjumlah 38 perusahaan klasifikasi
usaha besar,salah satu diantaranya PT.WIKA.
PT. WIKA merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Perusahaan ini berdiri di
kota Ambon, pendirian perusahaan ini dimaksudkan untuk dapat ikut berpartisipasi
dalam memenuhi kebutuhan yang makin meningkat akan penyediaan jasa konstruksi
bagi proses pembangunan infrastruktur. Lingkup kegiatan usaha yang dilaksanakan
mencakup berbagai jasa pelayanan profesional di sektor konstruksi. Selain
sumber daya material yang dibutuhkan, dalam jasa konstruksi perlu adanya sumber
daya manusia atau tenaga kerja dalam melaksanakan dan memenuhi pelayanan dalam
pengerjaan jasa konstruksi kinerja yang baik.
Melalui
penelitian ini, peneliti berharap dapat membantu perusahaan dalam menemukan
hubungan yang konkrit antara keselamatan, kesehatan kerja K3 yang mempengaruhi
kehadiran dan kerja karyawan pada PT.WIKA. Peneliti juga berharap dapat
membantu perusahaan dalam menciptakan manajemen keselamatan, kesehatan kerja
dan program insentif yang baik sehingga berdampak pada meningkatnya kedisiplinan
dan kinerja karyawan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti
perlu melakukan penelitian lebih dalam dengan judul: “Penerapan Alat Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Mempengaruhi Kehadiran
Karyawan Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening”
1.2.
Masalah
penelitian
Berdasarkan
uraian pada latar belakang penelitian yang telah dibahas dapat diidentifikasikan
terdapat masalah dalam kinerja karyawan di PT.WIKA. Masalah yang terjadi diduga
akibat adanya indikator penerapan peralatan keselamatan kesehatan kerja (K3)
dan kedisiplinan dalam bentuk kehadiran karyawan yang tidak tepat waktu.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, dapat diidentifikasikan
permasalahan yang muncul antara lain:
1.
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
a. Penggunaan
peralatan K3 belum diterapkan secara baik oleh karyawan
2.
Kinerja Karyawan
a. Kurang
disiplinnya karyawan
b. Kehadiran
karyawan yang tidak tepat waktu
c. Ketidak
tepatan waktu dalam bekerja
1.3.
Perumusan
masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang penelitian yang telah di uraikan diatas dapat
dirumuskan masalah-masalah yang muncul pada penelitian yang sedang dilakukan di
PT.WIKA yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana
penggunaan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) mempengaruhi
kehadiran dan kinerja karyawan PT.WIKA?
2. Apakah
ada pengaruh motivasi kerja terhadap kehadiran dan kinerja masyarakat?
1.4.
Tujuan
kegiatan
Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Penggunaan alat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Mempengaruhi Kehadiran dan Kinerja Karyawan Serta Seberapa
Besar Pengaruh Motivasi Kerja Mempengaruhi Kinerja Karyawan PT. WIKA
1.5.
Manfaat
Penelit
1. Hasil
penelitian ini terkait dengan kontribusi terhadap perkembangan teori dan ilmu
pengetahuan serta dunia akademis antara lain:
a. Penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan peneliti serta menambah ilmu
baik dalam teori maupun praktek.
b. Penelitian
ini dapat digunakan sebagai studi perbandingan dan referensi bagi peneliti lain
yang sejenis.
3. Kegunaan
Praktis
Adapun hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberi kegunaan yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bagi
Perusahaan
Hasil ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi perusahaan dalam usahanya untuk memecahka masalah yang berhubungan
dengan Penerapan peralatan keselamatan kesehatan kerja (K3) terhadap kehadiran
dan kinerja karyawan dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening.
b. Bagi
Peneliti
Hasil ini diharapkan menambah
pengetahuan dan pengalaman tersendiri dan dapat dijadikan bahan studi
perbandingan antara teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan
praktek yang bada selama penelitian.
c. Bagi
Pihak lain
Diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk
memberikan informasi, menambah wawasan pengetahuan serta dapat dijadikan
sebagai bahan referensi untuk pengkajian topik yang berkaitan dengan masalah
ini selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TERITORIS
2.1.
Deskripsi
Teritoris
2.1.1.
Keselamatan
Kesehatan Kerja K3
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja mempunyai tujuan untuk memperkecil atau menghilangkan
potensi bahaya atau risiko yang dapat mengakibatkan kesakitan dan kecelakaan
dan kerugian yang mungkin terjadi. Kerangka konsep berpikir Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah menghindari resiko sakit dan celaka dengan pendekatan
ilmiah dan praktis secara sistimatis (systematic), dan dalam kerangka pikir
kesistiman (system oriented).
Untuk
memahami penyebab dan terjadinya sakit dan celaka, terlebih dahulu perlu
dipahami potensi bahaya (hazard) yang ada, kemudian perlu mengenali (identify)
potensi bahaya tadi, keberadaannya, jenisnya, pola interaksinya dan seterusnya.
Setelah itu perlu dilakukan penilaian (asess, evaluate) bagaimana bahaya tadi
dapat menyebabkan risiko (risk) sakit dan celaka dan dilanjutkan dengan
menentukan berbagai cara (control, manage) untuk mengendalikan atau
mengatasinya. Langkah langkah sistimatis tersebut tidak berbeda dengan
langkah-langkah sistimatis dalam pengendalian resiko (risk management). Oleh
karena itu pola pikir dasar dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada hakekatnya adalah bagaimana
mengendalikan resiko dan tentunya didalam upaya mengendalikan risiko tersebut
masing-masing bidang keilmuan akan mempunyai pendekatan-pendekatan tersendiri
yang sifatnya sangat khusus.
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang mempunyai kerangka pikir yang bersifat sistimatis dan
berorientasi kesistiman tadi, tentunya tidak secara sembarangan penerapan
praktisnya di berbagai sektor didalam kehidupan atau di suatu organisasi.
Karena itu dalam rangka menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja ini
diperlukan juga pengorganisasian secara baik dan benar. Dalam hubungan inilah diperlukan Sistim
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dan perlu
dimiliki oleh setiap organisasi. Melalui sistim manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja inilah pola pikir dan berbagai pendekatan yang ada
diintegrasikan kedalam seluruh kegiatan operasional organisasi agar organisasi
dapat berproduksi dengan cara yang sehat dan aman, efisien serta menghasilkan
produk yang sehat dan aman pula serta tidak menimbulkan dampak lingkungan yang
tidak diinginkan.
Perlunya
organisasi memiliki sistim manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja yang
terintegrasi ini, dewasa ini sudah merupakan suatu keharusan dan telah menjadi
peraturan. Organisasi Buruh Sedunia (ILO) menerbitkan panduan Sistim Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Di Indonesia panduan yang serupa dikenal
dengan istilah SMK3.
2.1.2.
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Mangkunegara
(2002:163) menyatakan bahwa, “keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur”. Mangkunegara juga
menjelaskan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut
:
a. Agar
setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar
setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan secara efisien dan seefektif
mungkin.
c. Agar
semua hasil produksi dipelihara keamanannya
d. Agar
adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e. Agar
meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar
terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi
kerja.
g. Agar
setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
2.1.3.
Motivasi
Kerja
Mangkunegara
(2002:94), “motivasi kerja merupakan kondisi yang mempengaruhi, membangkitkan,
mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”.
Motivasi
seorang pekerja utuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi
itu melibatkan faktor-faktor individual dan organisasional, menurut Gomes
(2003;181) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yang sifatnya individual
adalah kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan tujuan (goals), sikap (attidutes),
dan kemampuan-kemampuan (abilities). Sedangkan yang tergolong pada
faktor-faktor yang berasal dari organisasi meliputi pembayaran atau gaji (pay),
keamanan pekerjaan (job secuirity), sesama pekerja (co-worker), pengawasan
(supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job it self).
Sedangkan menurut Mangkunegara (2002:74) mengemukakan bahwa faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja karyawan, yaitu:
a. Perbedaan
karakteristik individu meliputi kebutuhan, minat, sikap dan nilai.
b. Perbedaan
karakteristik pekerjaan. Hal ini berhubungan dengan persyaratan jabatan untuk
setiap pekerjaan, yang menurut penempatan pekerjaan sesuai dengan bidang
keahlian
c. Perbedaan
karateristik organisasi (lingkungan kerja) yang meliputi peraturan kerja, iklim
kerja, dan budaya kerja yang disepakati.
2.1.4.
Kehadiran
dan Kinerja
Menurut
(Simonna, 2009) Absen adalah suatu pendataan atau pencatatan dari kehadiran
karyawan ditempat kerja, bagian dari pelaporan aktifitas suatu perusahaan yang
berisi sebuah data-data kehadiran karyawan yang disusun dan diatur sedemikian
rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu
diperlukan oleh pihak yang berkepentingan didalam perusahaan.
Penyebab-penyebab
karyawan melakukan absensi dipengaruhi oleh beberapa hal berikut menurut
(Nelson, 2008:4):
a. Ketidakpuasan
karyawan dengan pekerjaan yang ada di perusahaan.
b. Kondisi
pekerjaan di perusahaan tidak memuaskan.
c. Tidakadanya
motivasi dalam bekerja.
d. Gaji
yang tidak sesuai dengan pekerjaan
e. Kesehatan
karyawan.
Sedangkan
kinerja menurut Veithzal 2009 adalah merupakan perilaku yang nyata ditampilkan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya dalam perusahaan.
Setiawan
2012, menyatakan untuk mengukur kinerja dapat menggunakan indikator-indikator
sebagai berikut:
a. Ketepatan
penyelesaian tugas merupakan pengelolaan waktu dalam bekerja dan juga ketepatan
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.
b. Kesesuaian
jam kerja merupakan kesediaan karyawan dalam mematuhi peraturan perusahaan yang
berkaitan dengan ketepatan waktu masuk/pulang kerja dan jumlah kehadiran.
c. Tingkat
kehadiran dapat dilihat dan jumlah ketidakhadiran karyawan dalam suatu
perusahaan selama periode tertentu.
d. Kerjasama
antar karyawan merupakan kemampuan karyawan untuk bekerja sama dengan orang
lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya
guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa kinerja adalah suatu
hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai sehingga tercapai tujuan sesuai
dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu
2.2.
Penelitian
Terdahulu
Penelitian terdahulu
merupakan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.Penelitian tersebut
sangat penting untuk diungkapkan karena dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan bahan acuan yang sangat berguna bagi penelitian ini.
Maka saya akan mencantumkan hasil
penelitian terdahulu sebagai berikut:
1. Hasil
penelitian Siti Soufiatik (2006)
Penelitian
siti soufiatik berjudul “Pengaruh Keselamatan, Kesehatan Kerja K3 Dan Insetig
Terhadap Kinerja Karyawan Terhadap
Kepuasan Kinerja Sebagai Variabel Intervening”
Penelitian
ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh keselamatan
kerja,kesehatan kerja dan insentif terhadap motivasi kerja dan kinerja karyawan
pada PT. Prima Cahaya Indobeverage. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
karyawan PT.Prima Cahaya. Teknik sampling yang digunakan adalah random
sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 data penelitian. Jenis data
yang digunakan adalah data primer.Teknik analisis yang digunakan adalah
Structurall Equation Modelling.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa,Keselamatan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap motivasi kerja PT. Prima Cahaya Indobeverage.
Hal ini menunjukka bahwa semakin tinggi keselamatan kerja dalam perusahaan maka
semakin tinggi pula motivasi kerja kepada karyawan.
2. Hasil
penelitian Yuliansyah M. Diah (2017)
Penelitian
Yuliansyah M. Diah (2017) berjudul “Pengaruuh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. PERTAMINA EP Asset 2 Prabumulih”
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap kinerja karyawan PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih. Populasi di PT.
Pertamina EP Asset 2 Prabumulih adalah semua karyawan yang berjumlah 250 orang
dan 72 orang responden diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
incidental. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer yang didapatkan dari kuesioner. Data sekunder sebagai data
pendukung diperoleh dengan wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data
menggunakan metode regresi linier sederhana. hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih.
3. Hasil
penelitian Milnawati (2018)
Penelitian
Milnawati (2018)berjudul “Pengaruh Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada PT.PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi
Makassar “
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh secara parsial kesehatan kerja dan
keselamatan kerja (K3) erhadap kepuasan kerja pengawai. Objek penelitian ini
adalah pegawai di PT. PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Makassar dengan
populasi berjumlah 56 pegawai yang sekaligus responden dalam penelitian ini.
Tehnik pengumpulan datanya adalah dengan melalui kuesioner yang dibagikan
kepada responden, wawancara dan observasi lapangan. Adapun variabel penelitian
adalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) (X) dan kepuasan kerja (Y).
penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana
dengan pendekatan kuantitatif, dan untuk menguji tingkat reliabilitasnya dengan
menggunakan Cronbach’s Alpha. Pengujian hipotesis menggunakan Uji Parsial (Uji
t) dengan taraf signifikansi 10%. Peneliti menggunakan alat bantu SPSS Versi
22. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Kesehatan dan keselamatan kerja
berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai.
Tabel 2.2.1 Perbandingan Penelitian
Terdahulu dengan Sekarang
Penelitian
(Terdahulu) |
Penelitian
(Sekarang) |
||
1. Siti
Soufiatik (2006) |
-
Menganalisis Pengaruh
Keselamatan, Kesehatan Kerja K3 Dan Insetig Terhadap Kinerja Karyawan
Terhadap Kepuasan Kinerja Sebagai
Variabel Intervening -
Teknik sampling yang digunakan
adalah random sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 data
penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data primer. |
1. Usnida
zakiyah amalina (2021) |
-
Menganalisis Penerapan Alat
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Mempengaruhi Kehadiran Kerja Karyawan Dengan
Motivasi kerja Sebagai Variabel Intervening -
Teknik sampling yang digunakan
Teknik non-probability sampling dengan
pendekatan purposive sampling |
2. Yuliansyah
M. Diah (2017) |
-
Menganalisis Pengaruuh Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. PERTAMINA EP Asset 2
Prabumulih |
|
-
Menganalisis Pengaruh Penggunaan
Peralatan Kelesamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang Belum Maksimal |
3. Mikawati
2018 |
-
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh secara parsial kesehatan kerja dan keselamatan kerja
(K3) erhadap kepuasan kerja pengawai -
Tehnik pengumpulan datanya adalah
dengan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden, wawancara dan
observasi lapangan. Adapun variabel penelitian adalah kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) (X) dan kepuasan kerja (Y). |
|
-
Tujuan dilakukan penelitian ini
adalah: Untuk mengetahui Penggunaan alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Mempengaruhi Kehadiran dan kinerja Karyawan.Serta Seberapa Besar Pengaruh
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. WIKA -
Teknik pengumpulan data
menggunakan dokumentasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
“Penerapan Alat Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Mempengaruhi Kehadiran Karyawan Dengan Motivasi Kerja
Sebagai Variabel Intervening “dan data-data lain yang berkaitan dengan
penelitian ini. |
|
|
|
|
2.3.
Kajian
Teori Sesuai Variabel Penelitian
2.3.1.
Penggunaan
Peralatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 (X)
Dalam
Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan pencegahan kecelakaan
dijelaskan bahwa perusahaan wajib melindungi keselamatan pekerja yaitu dengan
memberi penjelasan kepada tenaga kerja tentang kondisi dan bahaya tempat kerja,
alat pelindung diri yang diharus di terapkan dalam tempat kerja, serta cara dan
sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan (Suma’mur, 1989:29).
Pada
umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan
lingkungan. Faktor manusia yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti
sengaja melanggar peraturan keselamatan kerja yang di wajibkan, kurang
terampilnya pekerja itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan
tidak aman dari lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau
mesin- mesin.
Perusahaan
perlu melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) yang
diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja, dan pada akhirnya akan
dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan produktivitas kerja karyawan.
pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu dan sangat penting,
karena membantu terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik, sehingga mereka
menyadari arti penting dari pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja
bagi dirinya maupun perusahaan.
Dengan
adanya pelaksanaan program K-3 ini, karyawan akan merasa aman, terlindungi dan
terjamin keselamatannya, sehingga diharapkan dapat mencapai efisiensi baik dari
segi biaya, waktu dan tenaga serta dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Mengingat sangat pentingnya pelaksanaan program K-3.
Karyawan
selalu dalam keadaan sehat dan selamat dalam bekerja yang secara langsung akan
membina produktivitas dan efisiensi kerja karyawan, serta efisiensi perusahaan
secara maksimal. Juga diharapkan akan menurunkan tingkat kecelakaan kerja
sehingga karyawan akan merasa aman dan terlindungi dalam melakukan
pekerjaannya.
Penggunaan
alat pelindung perorangan merupakan alternatif lain untuk melindungi pekerja
dari bahaya-bahaya kesehatan. Namun perlu diperhatikan bahwa alat pelindung
perorangan harus sesuai untuk bahaya-bahaya tertentu, resisten terhadap
kontaminan-kontaminan udara, mudah dibersihkan dan dipelihara dengan baik,
serta sesuai untuk para pekerja yang memakainya. Untuk alat-alat tertentu
seperti alat pelindung pernafasan, sumbat/tutup telinga, pakaian kerja kedap
air dan lain-lain mungkin tidak nyaman untuk dipakai terutama dicuaca yang
panas. Jadi mungkin diperlukan pengurangan jam kerja paling tidak pada
waktu-waktu yang memerlukan pemakaian alat pelindung tersebut
Menurut Moenir dalam
Rahman (2009:13) indikator keselamatan kerja dapat dilihat dari lingkungan
kerja secara fisik antara lain:
1. Penempatan
benda atau barang sehingga tidak membahayakan atau mencelakakan orang-orang
yang berada di tempat kerja atau sekitarnya.
2. Perlindungan
pada pegawai atau pekerja yag melayani alat-alat kerja yang dapat menyebabkan
kecelakaan, dengan cara memberikan alat-alat perlindungan yang sesuai dan baik.
3. Penyediaan
perlengkapan yang mampu digunakan sebagai alat pencegah, pertolongan dan
perlindungan.
4. Penyediaan
program sosialisasi pencegahan kecelakaan yang diberikan oleh perusahaan
terhadap pegewai atau pekerja.
2.3.2.
Motivasi
Kerja (Z)
Menurut
Robert L. Malthis dan John H. Jackson (2006:114), motivasi adalah keinginan
dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya
bertindak karena satu alasan : untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi adalah
sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang muncul dalam kekosongan.
Faktor-faktor
yang Memperngaruhi Motivasi Kerja Motivasi seorang pekerja utuk bekerja
biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi itu melibatkan faktor-faktor
individual dan organisasional, menurut Gomes (2003;181) faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi yang sifatnya individual adalah kebutuhan-kebutuhan
(needs), tujuan tujuan (goals), sikap (attidutes), dan kemampuan-kemampuan
(abilities). Sedangkan yang tergolong pada faktor-faktor yang berasal dari
organisasi meliputi pembayaran atau gaji (pay), keamanan dan keselamatan pekerjaan (job secuirity), sesama pekerja
(co-worker), pengawasan (supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu
sendiri (job it self).
2.3.3.
Kehadiran
dan Kinerja Karyawan (Y)
Dari
kehadiran karyawan, perusahaan bisa menilai motivasi kerjanya. Mengetahui motivasi karyawan penting
bagi perusahaan karena dari situlah perusahaan bisa mengatur strategi untuk
meningkatkan kinerja karyawan dalam perusahaan.
Kehadiran
karyawan sendiri bisa mudah diukur dari absensi atau persentase kehadiran.
Perhatikan ada berapa banyak waktu karyawan datang terlambat, absen tanpa
keterangan, hingga izin tidak bekerja.
Kinerja
seorang tenaga kerja atau karyawan dalam suatu organisasi atau institusi kerja,
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari faktor karyawan itu sendiri maupun
faktor lingkungan atau organisasi kerja itu sendiri.Kinerja pada dasarnya adalah
apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan (Robert L.Mathis dan
H.Jackson 2011). Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung
berhubungan dengan produksi barang atau jasa. Informasi mengenai kinerja
merupakan hal yang sangat penting namun kenyataannya banyak organisasi yang
justru kurang bahkan jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja
karyawan. Menurut (Rivai dan Basri 2005) kinerja adalah kesediaan seseorang
atas kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya
sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.
2.4.
Kerangka
Pemikiran
Mengenai kerangka pemikiran atau
alur penelitian ini menjelaskan bahwa PT.WIKA jasa kontruksi pembangunan
jembatan mengalami permasalahan diantara lain kehadiran karyawan tidak tepat
waktu serta dalam melaksankan pekerjaan.dan penggunaan peralatan keselamatan
kesehatan kerja (K3) belum di terapkan secara baik oleh karyawan.
Penggunan peralatan keselamatan
kesehatan kerja (K3)yang belum diterapkan secara baik dalam lingkungan kerja
dan ketidak tepatan waktu kehadiran serta dalam melaksanakan perkerjaan
tersebut merupakan variable yang kemudian akan dianalisa bahwa apakah terdapat
hubungan antara kurangnya penerapan peralatan K3 yang mempengaruhi motivasi
kerja sehingga menyebabkan ketidak tepat waktu kehadiran serta dalam
melaksanakan pekerjaan.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1.
Pendekatan
Penelitian
Rancangan
penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan metode kualitatif untuk
mengkaji secara mendalam dari permasalahan penerapan peralatan keselamatan
kesehatan kerja K3 mempengaruhi kehadiran dan kinerja karyawan PT.WIKA
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kualitatif studi kasus. Menurut Maxfield (1930), studi kasus
yaitu penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu
fase spesifik atau atau khusus dari keseluruhan personalitas.subyek penelitian
dapat berupa individu, kelompok, lembaga masyarakat.
Metode
kualitatif berkembang ketika terjadinya perubahan terhadap paradigma dalam
memandang suatu realitas, fenomena, maupun gejala yang diamati. Saat terjadinya
perubahan paradigma tersebut, realitas sosial telah dipandang dan dipahami
sebagai hal yang holistik, kompleks, dinamis, dan penuh dengan pemaknaan,
Karakteristik
yang utama dalam penelitian kualitatif antara lain memfokuskan perhatian pada
kondisi yang bersifat alamiah, langsung kepada sumber data (primer/sekunder),
peneliti merupakan instrumen utama, penyajian data dapat berbentuk kata/gambar,
tidak menekankan pada bentuk angka, lebih mengutamakan proses daripada
produk/hasil, analisis data dilakukan secara induktif, serta menekankan pemaknaan
di balik data yang diamati oleh peneliti.
Peneliti mengunkan dokumentasi sebagai data, maka
dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data. Data
yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan
dasar-dasar teori yang telah dipelajari untuk menarik kesimpulan.
3.2.
Lokasi
Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokoasi
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yaitu pada PT.WIKA lembaga pengembangan jasa kontruksi (LPJK) provinsi
Maluku,kota Ambon.
Hal ini disebabkan lokasi penelitian
merupakan tempat yang menggunakan sistem manajemen keselamatan kerja tetapi
karyawanya belum menjalankan dengan baik.
Waktu
Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penerapan
alat keselamatan kesehatan kerja (K3) terhadap kehadiran karyawan,penelitian
yang dilaksanakan kurang lebih 1 bulan dari pertama memperoleh data hingga
penelitian selesai.
3.3.
Identivikasi
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini
terdapat 3 variabel yaitu variabel independen (bebas),variabel intervening
(mediator) dan variabel dependen (terikat).
1.
Variabel
independen / bebas (X) adalah : Peralatan K3
Merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel
intervening (mediator) dan variabel dependen (terikat),Adapun indicator
variabel bebas (X) terdiri dari :
1. Penerapan
Peralatan Keselamatan kesehatan kerja K3 (X1)
2.
Variabel
intervening / mediator (Z) adalah : Motivasi kerja
Merupakan variabel yang dipengaruhi
variabel independen (bebas),Adapun indicator motivasi dapat dilihat,antara
lain:
1. Jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja
2. Perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja
3.
Variabel
dependen / terikat (Y) adalah : Kehadiran dan Kinerja karyawan
Merupakan variabel yang dipengaruhi
variabel independen dan variabel intervening,Adapun indicator kehadiran dan
kinerja karyawan antara lain:
1. Kehadiran
tepat waktu
2. Mampu
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
3. Mampu
menciptakan target pekerjaan
3.4.
Devinisi
Konseptuan Variabel Penelitian
Definisi oprasional adalah suatu
definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan
karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati.
Adapun definisi
oprasional variabel penelitian dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini:
1. Variabel bebas (X) Peralatan
keselamatan kesehatan kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja yang
biasa disingkat K3 adalah sebuah instrumen yang memproteksi perusahaan pekerja,
lingkungan hidup, serta masyarakat yang ada disekitar area potensi bahaya
akibat kecelakaan kerja. Perlindungan (proteksi) tersebut merupakanhak asasi
yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Tujuan utama dari K3 adalah
mencegah,mengurangi, dan berusaha mengurangi risiko kecelakaan kerja (zero
accident).
Salah satu cara untuk mencapai tujuan K3
tersebut yaitu perusahaan harus melengkapi pekerjanya dengan alat-alat
keselamatan yang memadai. Alat keselamatan kerja ini biasadisebut dengan
istilah APD (Alat Pelindung Diri).
2.
Variabel
mediator (Z) Motivasi Kerja
Motivasi dipengaruhi
oleh kebutuhan-kebutuhan manusia. Kesehatan merupakan salah satu dari banyaknya
kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Kesehatan dan keselamatan kerja menjadi
suatu kebutuhan yang sangat penting dari individu yang ada dalam perusahaan.
Meskipun keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting, bahkan pemerintah
pun ikut andil, tidak semua perusahaan atau bahkan hanya sedikit perusahaan
yang menggunakan faktor keselamatan sebagai salah satu kebutuhan dasar yang
merupakan salah satu faktor dari motivasi, guna meningkatkan kinerja
perusahaan.
Peran motivasi kerja dalam menggerakkan
individu atau sumber daya manusia adalah membuat manusia untuk bertindak atau
berperilaku dalam cara-cara menggerakkan arah tertentu kepada tenaga kerja
sampai pada tujuan yang telah ditentukan. Motivasi sangat penting, sehingga
perusahaan melakukan berbagai cara untuk meningkatkan motivasi kerja dari
setiap karyawannya. Cara yang banyak dilakukan adalah dengan memberikan isentif
sebagai bagian dari reward system atau sistem imbalan.
3.
Variabel
terikat (Y) kehadiran dan kinerja karyawan
Semangat
kerja dapat diukur melalui absensi /presensi pegawai ditempatkerja, tanggung
jawabnya terhadap pekerjaan, disiplin kerja, kerja sama dengan pimpinan atau
teman sejawat dalam perusahaan,Untuk mengukur tinggi rendahnya semangat kerja
pegawai dapat melalui unsur-unsur semangat kerja tersebut yang meliputi :
Presensi (tingkat kehadiran),Disiplin Kerja, Kerja Sama, dan Tanggung Jawab.
Presensi merupakan
kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas dan kewajibannya. Pada umumnya
instasi atau lembaga selalu memperhatikan pegawainya untuk dating dan pulang
tepat waktu sehingga pekerjaan tidak tertunda. Ketidak hadiran
seorang pekerja akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan sehingga instansi
atau lembaga tidak bisa mencapai tujuan secara optimal.
Sedangkan kinerja karyawan adalah
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya yang di dasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan dan waktu
Tabel 3.4.1
Devinisi Oprasional Variabel Penelitian
Variabel Penelitian |
Definisi Oprasional |
Indikator |
1.
Penerapan Alat Keselamatan Kerja K3 (X) |
Instrumen
yang memproteksi perusahaan pekerja,lingkungan pekerja dari bahaya kecelakaan
kerja |
-
Perlindungan Karyawan -
Alat perlingdungan diri (ADP) -
Mengurangi resiko kecelakaan kerja |
2.
Motivasi Kerja (Z) |
Keinginan
dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak dengan suatu
alasan untuk mencapai tujuan |
-
Jaminan keselamatan dan kesehatan -
Target yang di capai |
3.
Kehadiran dan Kinerja Karyawan (Y) |
Kehadiran
sebagai alat ukur tinggi rendahnya unsur-unsur semangat bekerja sedangkan
kinerja karyawan suatu hasil karya yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab |
-
Kedisiplinan -
Kuantitas -
Kualitas -
Ketepatan Waktu |
3.5.
Subjek
dan objek penelitian
Dalam
penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi oleh Spradley
dinamakan “social situation” atau situasi social yang terdiri atas tiga elemen
yaitu:Tempat,pelakudan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis,Situasi
social tersebut,dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui
“apa yang terjadi”di dalamnya.
Dalam penelitian
kualitatif ini tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif
berangkat dari kasus tertentu yang pada situasi sosial tertentu dan hasil
kajiannya tidak akan di berlakukan ke populasi, tetapi di transferkan ke tempat
lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada
kasus yang dipelajari.
Sampel
dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber,
atau partisipan, informan yang dapat di analisis olek peneliti,Sampel dalam
penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistic, tetapi sampel
teoritis, dalam penelitian ini sebagai sample/objek yang menjadi sampel
teoritis adalah data pada Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK)
provinsi Maluku (PT.WIKA) mengenai penerapan peralatan K3 mempengaruhi
kehadiran dan kinerja karyawan,karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
menghasilkan teori.
Jadi berdasarkan uraian
diatas peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik pengumpulan sempel dengan
cara non-probability sampling,yaitu
seknik sampling yang tidak memberikan kesempatan atau peluang pada setiap anggota
populasi untuk dijadikan sampel penelitian.
Teknik non-probability sampling yang digunakan
adalah purposive sampling,Purposive
sampling adalah teknik sampling yang digunakan penelitian jika peneliti
mempunyai pertimbangan pertimbangan tertentu,Hasil penelitian tidak akan di
generalisasika ke populasi karena, pengambilan sampel tidak diambil secara
random. Hasil penelitian dengan metode kualitatif hanya berlaku untuk kasus
sosial tersebut. Hasil tersebut dapat di transferkan atau di terapkan ke
situasi sosial (tempat lain) apabila situasi sosial lain tersebut memilki
kemiripan atau kesamaan denan situasi sosial yang diteliti.
3.6.
Metode
Pengumpulan data
Metode yang digunakan adalah literature
review, yaitu literatur dikumpulkan dari berbagai sumber seperti buku,
jurnal, artikel ilmiah yang saling terkait.
3.6.1.
Sumber
Data
-
Data
sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung melalui pengumpulan yang telah ada pada perusahaan PT.WIKA
Ambon . Data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang
telah dikelola,serta bisa juga berasal dari sumber tertulis atau internet.
3.6.2.
Teknik
Pengumpulan Data
Tahap terpenting dari
penelitian adalah pengumpulan data.
teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian,karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data,tanpa diketahui teknik pengumpulan data,maka
penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan,
Dalam penelitian kualitatif teknik
pengumpulan data dapat dilakukan melalui setting dari berbagai sumber,dan
berbagai cara salah satunya dokumentasi
-
Dokumentasi
Dokumentasi
dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa informasi pengetahuan, fakta dan
data. Dengan demikian maka dapat dikumpulkan data-data dengan kategorisasi dan
klasifikafikasi bahan bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah
penelitian, baik dari sumber dokumen, buku-buku, jurnal ilmiah, koran, website
dan lain-lain.Dokumen ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
“Penerapan Alat Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) mempengaruhi Kehadiran
Karyawan Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening “dan data-data lain
yang berkaitan dengan penelitian ini seperti Studi Pustaka, yaitu mengumpulkan
data, informasi, dan teori yang relevan dari literatur dan hasil penelitian
terdahulu, dan jurnal penelitian untuk mendukung analisis dan pemecahan masalah.
3.7.
Uji
Kredibilitas Penelitian Kualitatif
Analisis data
kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data,
dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran
penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab
fokus penelitian. Di dalam penelitian lapangan bisa saja terjadi karena
memperoleh data yang sangat menarik, peneliti mengubah fokus penelitian. Hal
ini bisa dilakukan karena perjalanan penelitian kualitatif bersifat siklus,
Masalah yang telah ditentukan dalam
penelitian kualitatif kemungkinan dapat berubah ketika turun lapangan, hal ini
karena adanya hal yang lebih penting dan mendesak dari apa yang telah
ditetapkan atau adanya pembatasan hanya sebagian kecil saja dari apa yeng telah
ditentukan. Hal tersebut juga dapat terjadi pada saat observasi di mana situasi
sosial yang mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dari apa yang telah
dirumuskan sebelumnya. Jika terjadi hal tersebut, untuk kaitannya secara
berkelanjutan, peneliti selalu melakukan pemeriksaan keabsahan data yang telah
dikumpulkan sehingga tidak terjadi informasi yang salah atau tidak sesuai
dengan konteks. Pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan melakukan uji
kredibilitas (credibility).
Dalam
penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara
catatanlapangan dokumen pribadi subyek yang akan diteliti (bila ada) dan
dokumen resmi lainnya sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian
kualitatif ini adalah diharapkan penelitian ini menggambarkan
realita empirik di balik fenomena secara mendalam merinci dan
tuntas yang terjadi dalam keluarga yangterbentuk dari suami dan istri beda
agama. Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan
mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku
dengan menggunakkan metode
diskriptif.Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Menurut
hitney dalam Moh.Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah
dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat
sertasituasi-situasi tertentu ermasuk tentang hubungan-hubungan kegiatan-kegiatan
sikap-sika pandangan-pandangan serta proses-proses yang
sedang berlansung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomen Dikatakan penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif karena yang akan diteliti adalah suatu fenomena
yang timbul dalam suatu perusahaan jasa kontruksi dimana penerapan peralatan
keselamatan kesehatan kerja K3 belum maksimal sehingga mempengaruhi motivasi
kerja yang berakibat kehadiran karyawan tidak tepat waktu serta dalam melaksanakan
pekerjaan lalu akan digali bagimana dampak yang diberikan atas masalah
tersebut apakah banyak ditemukan kesulitan.
I.
Hubungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Motivasi Kerja
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman
bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera,
penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. Sedangkan motivasi
kerja merupakan faktor penting yang fungsinya sebagai faktor pendorong dalam
diri manusia atau karyawan yang diharapkan agar terarah atau tertuju untuk
mencapai semua tujuan kegiatan dalam sebuah organisasi.
Menurut
Mangkunegara (2002:162), “selain bertujuan untuk menghindari kecelakaan dalam
proses produksi perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja juga bertujuan
untuk meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja
karyawan”. Dengan meningkatnya kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi
kerja karyawan maka dapat dipastikan motivasi dari karyawan akan meningkat.
Pemberian fasilitas-fasilitas pendukung (misal: perlengkapan dan peralatan
pelindung kerja) dan peraturan-peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan sangat diperlukan dalam mewujudkan usaha-usaha meningkatnya
keselamatan dan kesehatan kerja.
Hubungan
antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja karyawan
diperkuat lagi oleh pernyataan Yusuf et al (2012:139) bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja terbukti dapat menciptakan rasa aman dan nyaman serta dapat
meminimalkan kemungkinanan kecelakaan. Rasa nyaman dan tidak memiliki rasa
takut pada kecelakaan akan membuat karyawan lebih termotivasi dalam bekerja dan
akan meningkatkan kinerja karyawan. Pendapat Yusuf et al (2012:139) juga sama
dengan apa yang disampaikan oleh Aditama (2002:104) yaitu, “adanya jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawan dapat
memberikan manfaat dalam menjaga kinerja karyawan”. Hal ini semakin menguatkan
bahwa dengan adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan akan
merasa aman dan nyaman dalam melakukan pekerjaan, sehingga kinerja yang dicapai
karyawan juga terjamin karena adanya motivasi kerja yang tiggi pada karyawan.
Dari beberapa pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa perlindungan
keselamatan mempunyai tujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
kecelakaan kerja menyebabkan kerugian baik langsung maupun tidak langsung
terhadap perusahaan, karena adanya kecelakaan kerja maka karyawan tidak dapat
bekerja secara optimal bahkan mungkin aktivitas karyawan menjadi terhenti,
sehingga motivasi kerja berkurang. Kesehatan kerja juga merupakan faktor yang
dapat meningkatkan motivasi kerja, dengan demikian terdapat pengaruh positif antara
keselamatan dan kesehatan kerja dengan motivasi kerja. Mengingat begitu
besarnya pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap perusahaan, maka
setiap pengusaha atau perusahaan wajib untuk melindungi, memelihara dan
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.
II.
Hubungan
motivasi kerja dengan kinerja karyawan
Kinerja
merujuk pada fungsi kemampuan dan motivasi. Anda dapat menilai kinerja karyawan
dengan mengamati kemampuannya menuntaskan tugas yang diberi sesuai dengan
keahlian, keterampilan, dan motivasi.
Pengukuran
kinerja akan membawa Anda pada tiga indikator produktivitas kerja yaitu
kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Cermati kemampuan yang dimiliki
karyawan untuk menilai sejauh mana ia mampu mengerjakan tugas sesuai ketentuan
dan standar perusahaan. Kehadiran motivasi akan
merangsang karyawan untuk mengerahkan kemampuannya sehingga mampu menunjukkan
kinerja yang maksimal.
Menurut
Robbins (2008:222) motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah
dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa;
a. Motivasi
kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai
alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin dicapai,
b. Motivasi
kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan organisasi, dan
c. Motivasi
kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala di dalam diri
seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam
organisasi.
Dua
hal yang berkaitan dengan kinerja/performance adalah kesediaan atau motivasi
dari pegawai untuk bekerja, yang menimbulkan usaha karyawan dan kemampuan
karyawan untuk melaksanakannya. Menurut Gomez (2003:177) bahwa
kinerja/performance adalah fungsi dari motivasi dan kemampuan atau dapat
ditulis dengan rumus P= f (M x A) dimana P= performance/kinerja, m =
motivation/motivasi, a = ability/kemampuan. Kemampuan melekat dalam diri
seseorang dan merupakan bawaan sejak lahir serta diwujudkan dalam tindakannya
dalam bekerja, sedangkan motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk
menggerakkan kreativitas dan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu
pekerjaan, serta selalu bersemangat dalam menjalankan pekerjaan tersebut. Dari
sebagian uraian yang telah dijelaskan dapat ditarik kesimpulan bahwa para
karyawan mampu melakukan pekerjaan dan ingin mencapai hasil maksimal dalam
pekerjaannya. Perwujudan kinerja yang maksimal, dibutuhkan suatu dorongan untuk
memunculkan kemauan dan semangat kerja, yaitu dengan motivasi. Motivasi
berfungsi untuk merangsang kemampuan karyawan maka akan tercipta hasil kinerja
maksimal.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.